Kamis, 12 Februari 2009

GRESIK UNITED TAHAN IMBANG PERSIS 1-1




Adu Jotos, Dua Pemain Digelandang Polisi !

SOLO – Noda hitam kembali mewarnai persepakbolaan Indonesia. Lapangan yang sedianya menjadi sebuah panggung bagi dua tim dalam menunjukkan kebolehan mereka mengolah si kulit bundar berubah menjadi ajang saling baku hantam.
Kisah ini terjadi kala tuan rumah Persis Solo menjamu Gresik United (GU) dalam lanjutan Liga Indonesia Divisi Utama Grup Timur di Stadion R. Maladi Solo, Kamis (12/2) petang, yang berakhir dengan skor imbang 1-1 (0-0) lewat gol Luis Duran Riquelme (Persis) dan Jajang Paliaman (GU). Permainan keras yang ditampilkan kedua tim berbuah saling adu jotos. Beruntung kejadian yang lebih parah dapat dicegah sehingga kerusuhan tidak sampai meluas.
Insiden bermula ketika salah seorang pemain tengah Persis Solo Nova Zaenal merasa ditonyo oleh defender asing GU Bernard Mamadou pada menit ke-85. Tidak terima atas perlakuan tersebut, Nova langsung memburu Mamadou. Tak pelak, keduanya pun terlibat kejar-kejaran. Cari selamat, Mamadou langsung berlindung di banch GU.
Akibat kejadian tersebut, Nova dan Mamadou hampir saja digelandang polisi karena dianggap sebagai pemicu kerusuhan. Bahkan, Kapolwil Surakarta Kombes Pol Taufik Anshori sendiri yang langsung membawa Nova keluar dari lapangan. Merasa ada yang janggal dengan tindakan aparat kepolisian, seluruh official Persis mengejar sejumlah provos yang menggelandang Nova dengan harapan pemain tersebut tetap bisa kembali melanjutkan pertandingan. Alhasil, pertandingan yang disaksikan sekitar 10 ribu pasang mata itu sempat terhenti selama kurang lebih 10 menit.
Kedua tim akhirnya sepakat untuk menarik dan mengganti kedua pemain yang bertikai. Kendati demikian, usai pertandingan, tetap saja Kapolda Jateng Irjen Pol Alex Bambang Riatmojo yang turut hadir menyaksikan laga tersebut memerintahkan kepada anak buahnya untuk membawa kedua pemain itu ke Mapoltabes Surakarta guna menjalani pemeriksaan secara intensif.
Pun demikian dengan I Made Mudita, wasit yang sore kemarin bertindak sebagai pengadil di lapangan. “Kalau wartawan olahraga yang sudah biasa melihat pertandingan sepak bola, kira-kira hukuman apa yang pantas diberikan kepada kedua pemain yang berkelahi tadi ? Harusnya kan kartu merah, karena mereka sudah menjadi pemicu terjadinya kerusuhan. Untuk itu, kami juga akan mengambil wasit untuk dimintai keterangan,” katanya usai pertandingan.
Alex menambahkan, pekan depan, pihaknya akan mengeluarkan maklumat untuk disampaikan kepada PSSI Jateng terkait penyelenggaraan pertandingan sepak bola di seluruh wilayah hukum Polda Jateng. “Yang mengeluarkan izin pertandingan ini adalah Polda. Jadi, kalau Polda merasa pertandingan sepak bola tidak bisa berjalan secara fairplay. Kami tidak akan mengeluarkan izin pertandingan,” tegas Alex.
Sekretaris Manajer Persis Abraham EWT usai pertandingan mengaku, akan mempertanyakan keputusan yang polisi tetap memeriksa Nova kepada PSSI selaku pemegang otoritas tertinggi sepak bola di Tanah Air.
“Kami akan melayangkan surat secara resmi kepada PSSI untuk minta penjelasan masalah ini. Karena kami tidak tahu batasan pemeriksaannya seperti apa ? Apalagi, dalam hal ini, pemain kami yang jadi korban,” tegas pria yang akrab disapa Bram itu.
Hal senada disampaikan Pelatih GU Sasi Kirono. Dia mengaku tidak paham dengan prosedur yang diterapkan pihak kepolisian. “Saya tidak tahu apakah peraturan dari BLI (Badan Liga Indonesia) mempersilakan kepada pihak kepolisian menangkap pemain yang terlibat perkelahian,” keluhnya.
Dalam pertandingan kemarin, hanya empat kartu kuning yang dikeluarkan Wasit I Made Mudita dari sakunya. Dua diantaranya diberikan kepada punggawa Persis Anindito dan Nova. Dua lagi dihadiahkan kepada pemain GU Mamadou dan Jajang Paliaman.(*)

HASIL PERTANDINGAN DIVISI UTAMA LAINNYA :

- PSS SLEMAN VS PERSIBO BOJONEGORO 1-1
- PERSIKU KUDUS VS PERSIBOM BOLAANG MONGONDOW 1-0

Tidak ada komentar:

Posting Komentar