Selasa, 24 Februari 2009




Lawan PSM, Onambele Bisa Dimainkan


SEMARANG –
PSIS Semarang bisa bernafas lega. Menyusul bisa dimainkannya Jules Basile Onambele saat PSIS bertandang ke markas PSM di Stadion Andi Mattalatta Makassar, Minggu (1/3) mendatang.
Senin (23/2) kemarin, Badan Liga Indonesia (BLI) mengirimkan faximile kepada Manajemen PSIS yang intinya hukuman akumulasi bagi Onambele sudah tidak berlaku lagi. Sehingga saat menghadapi PSM, dia bisa kembali diturunkan.
Sebelumnya, Manajemen Mahesa Jenar –julukan PSIS- sempat dibikin bingung akan status gelandang asal Kamerun itu. Ini sebagai akibat dibatalkannya laga PSIS versus Persijap Jepara yang digelar beberapa waktu lalu di Stadion Jatidiri Semarang.
“Asumsi kami, Onambele belum bebas dari hukuman akumulasi kartu kuning. Sebab, dia belum menjalani sanksi tersebut karena pertandingan melawan Persijap dianggap tidak sah. Kami pun memutuskan bertanya kepada BLI setelah melihat Doni Siregar (Persijap) sudah bisa dimainkan saat menghadapi Pelita Jaya (Sabtu lalu),” tukas Manajer Teknik PSIS Setyo Agung Nugroho.
Sayangnya, Agung belum bisa memberikan keterangan apakah Onambele tetap tidak bisa dimainkan saat laga ulang versus Persijap. “Soal itu, kami belum tahu secara pasti. Kami juga belum mendapat kepastian dari BLI kapan laga ulang melawan Persijap akan dimainkan,” jelasnya.
Dalam lawatannya ke Makassar, tim Kota Lumpia akan memboyong 18 pemainnya. Termasuk di dalamnya Onambele. Tim asuhan Bambang Nurdiansyah itu akan bertolak menuju Makassar, Jum’at (27/2) mendatang. “Selama belum ada pemberitahuan ulang dari BLI soal status Onambele. Kami akan tetap membawanya ke Makassar,” tegas Agung.
Jelang lawan Juku Eja –julukan PSM-, PSIS mencoba mematangkan persiapan mereka. Salah satunya dengan melakukan uji coba melawan tim Porprov Kota Semarang yang akan digelar di Stadion Jatidiri, Rabu (25/2) sore.
“Kami akan menggelar uji coba dengan tim Porpov Kota Semarang. Tujuannya untuk melihat sejauh mana para pemain dalam menyerap strategi dan teknik yang diberikan pelatih,” lanjut Agung.(*)

Sabtu, 21 Februari 2009





Kapolda Bebaskan Nova dan Mamadou

SOLO – Jum’at (20/2) petang, polisi akhirnya membebaskan Nova Zaenal dan Bernard Mamadou yang sempat meringkuk ditahanan Mapoltabes Solo selama hampir sembilan hari. Itu menyusul dikabulkannya permohonan penangguhan penahanan oleh Kapolda Jawa Tengah Irjen (Pol) Alex Bambang Riatmodjo.
Kendati demikian, status kedua pemain tersebut tak sepenuhnya bebas. Karena proses hukum keduanya yang saat ini telah dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Surakarta tetap berjalan.
Penangguhan penahanan atas kedua pemain tersebut dikabulkan setelah Kapolda menerima permintaan penangguhan dari Komisi Keamanan PSSI yang diwakili Ashar Suryobroto. Kapolda berharap, kedepan, kasus serupa tak akan terulang lagi. ”Melihat pertandingan sepak bola tanpa kericuhan pasti rasanya senang kan,” tukasnya.
Kapolda menegaskan, tindakan yang sama akan kembali dilakukan jajarannya kepada setiap insan sepak bola yang menjadi pemicu kericuhan. ”Langkah-langkah penanganan seperti ini akan tetap kami lakukan. Tujuannya tidak lain agar pertandingan sepak bola berjalan dengan aman, tertib dan damai,” lanjut Kapolda.
Mengenai gugatan praperadilan yang diajukan Tim Advokasi Sepak Bola Indonesia (Tasbi) selaku kuasa hukum Nova dan Mamadou, Kapolda menanggapinya secara dingin. “Silakan ajukan saja ke pengadilan. Itu hak warga untuk mendapat keadilan,” terangnya.
Bergabungnya kembali Nova setelah kurang lebih delapan hari menjalani tahanan di rumah tahanan Mapoltabes Solo membangkitkan motivasi Moukwele Ebwangga Silvain dkk jelang laga uji coba versus Arema Malang, Sabtu (21/2) sore, di Stadion Kanjuruhan Malang. Sayangnya, Nova secara pribadi menyatakan belum siap jika harus langsung merumput bersama rekan-rekannya.
Dia lebih memilih untuk pulang kampung dan berkumpul bersama keluarganya dibanding harus ikut bertandang ke Malang. ”Untuk sementara saya mau istirahat dulu . Jujur saja kejadian kemarin membuat saya stres berat. Saya mau istirahat dulu bersama keluarga,” kata Nova di Balai Persis Solo didampingi perwakilan Tasbi Windu Winarso dan Heru Bawono, Jum’at (20/2) petang.(*)

Jumat, 20 Februari 2009

BUNTUT PENANGKAPAN NOVA DAN MAMADOU




Tasbi Gugat Kepolisian Rp 20 M

SOLO – Sikap tegas ditempuh Tim Advokasi Sepak Bola Indonesia (Tasbi) selaku kuasa hukum Nova Zaenal (Persis Solo) dan Bernard Mamadou (Gresik United) yang menjadi tersangka dalam kasus perkelahian antarpemain di Stadion R. Maladi Solo, Kamis (12/2) lalu.
Kamis (19/2) siang kemarin, perwakilan Tasbi -Windu Winarso SH dan MT. Heru Buwono SH- mendatangi Pengadilan Negeri Surakarta guna mengajukan permohonan praperadilan atas penangkapan dan penahanan kedua pemain tersebut oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia cq Kepolisian Daerah Jawa Tengah cq Kepolisian Kota Besar Surakarta yang selanjutnya disebut sebagai termohon.
Tak tanggung-tanggung, Tasbi menuntut termohon membayar uang ganti rugi sebesar Rp 20 miliar. Dengan rincian, kerugian materiil sebesar Rp 10 miliar dan kerugian immateriil Rp 10 miliar. Alasannya, atas penangkapan tersebut, kebebasan Nova dan Mamadou sebagai pemain sepak bola telah dirampas oleh termohon.
Dalam keterangannya, Tasbi membenarkan jika dalam pertandingan tersebut sempat terjadi ketegangan antarpemain kedua tim. Namun tidak sampai menjurus kepada terjadinya kerusuhan. "Suporter kedua belah pihak pun tetap tenang. Wasit serta Pengawan Pertandingan (PP) masih bisa menguasai keadaan. Sehingga wasit dan PP tidak meminta bantuan keamanan kepada termohon," tukas Windu Winarso.
Penangkapan tersebut, lanjutnya, jelas telah melanggar Pedoman Dasar PSSI yang ditetapkan olah Musyawarah Nasional Luar Biasa di Makassar pada, 19 April 2007. "Dalam Pedoman Dasar PSSI disebutkan secara jelas bahwa jalannya pertandingan menjadi tanggungjawab perangkat pertandingan yaitu wasit dan PP. Adapun perihal terjadinya persilihan dalam kegiatan sepak bola telah ditentukan Yurisdiksi berdasarkan Pasal 55 ayat 1," lanjutnya.
Pasal tersebut berbunyi "Anggota, Pemain, Agen pertandingan dan pemain serta official tidak diperkenankan membawa perselisihan yang terjadi dalam kegiatan persepakbolaan ke Pengadilan Negeri. Setiap perselisihan yang muncul harus diserahkan ke Badan Yurisdiksi (Peradilan) yang dibentuk oleh PSSI dan atau FIFA"
Ditanya soal rencana kepolisian yang akan membebaskan kedua tersangka pada, Jum'at (20/2), Windu mengaku belum mendengar kabar tersebut. "Meski demikian, praperadilan yang kami ajukan tetap berjalan. Karena pembebasan itu hanya mengabulkan penangguhan penahanan yang kami ajukan beberapa waktu lalu. Kecuali jika kepolisian mencabut kasus ini dan menerbitkan SP3 (surat perintah penghentian pemeriksaan). Dengan demikian, maka permohonan praperadilan yang kami ajukan dengan sendirinya menjadi gugur," pungkas Windu.(*)

BABAK 16 BESAR COPA DJI SAM SOE INDONESIA

Coba Pecahkan Mitos !

BANDUNG – Bagi Persijap Jepara, Pelita Jaya merupakan momok menakutkan. Utamanya dikancah Copa Dji Sam Soe Indonesia.
Terbukti, langkah Laskar Kalinyamat –julukan Persijap- diajang copa selalu terhenti oleh Pelita. Dua musim berturut-turut, ulah The Young Guns –julukan Pelita- selalu membuat Persijap meradang.
Kali pertama terjadi pada musim 2006. Ketika itu, Persijap kalah agregat 2-5 atas tim asuhan Fandi Ahmad. Nasib serupa kembali menimpa Tim Kota Ukir pada musim berikutnya, setelah ditekuk Pelita dibabak 16 besar.
Sabtu (21/2) malam nanti, kedua tim kembali terlibat perseteru pada leg pertama babak 16 yang akan dimainkan di Stadion Si Jalak Harupat Kab. Bandung. Akankah kali ini Evaldo Silva de Aziz dkk kembali meradang ? Ini merupakan tugas Arsitek Persijap Djunaedi untuk menghentikan hegemoni Pelita atas Persijap.
“Kami memang tidak punya target khusus diajang ini. Tapi bukan berarti kami akan bermain seenaknya. Bisa menahan imbang Pelita sudah sangat bagus,” tukas mantan Asisten Pelatih Persiba Balikpapan itu.
Persijap punya modal cukup kuat guna menjalani duel kali ini. Apalagi sebelumnya, di Stadion Gelora Bumi Kartini (SGBK) Jepara, Persijap sukses menumbangkan Christiano Lopez dkk dengan skor tipis 1-0 diajang Liga Super 2008/2009.
Bukan hanya itu saja, hasil tiga laga tandang Persijap diajang Liga Super juga menunjukkan tren positif. Pertama, Evaldo dkk berhasil menahan imbang tuan rumah PSM Makassar. Berikutnya, menang atas tuan rumah Deltras Sidoarjo. Terakhir, menahan imbang PSIS Semarang. Meski akhirnya, Komisi Disiplin (Komdis) PSSI membatalkan hasil tersebut dan memerintahkan untuk dilaksanakan tanding ulang.
“Mudah-mudahan saja, keputusan Komdis tidak memengaruhi psikis anak-anak. Karena secara teknis, kami sudah mempersiapkan tim semaksimal mungkin untuk menghadapi partai ini. Jangan sampai semua menjadi sia-sia,” harap pelatih yang akrab disapa Bang Djun itu.
Formasi 4-5-1 telah disiapkan Bang Djun guna meredam agresivitas Pelita. Dengan hanya menempatkan satu orang penyerang dibarisan depan, berarti Bang Djun lebih fokus memperkuat pertahanan. Bomber asal Argentina Pablo Frances menjadi satu-satunya ujung tombak yang akan dipasang Bang Djun dalam laga nanti.
“Formasi ini sudah kami coba di tiga pertandingan away sebelumnya. Dan menurut saya, formasi ini cukup efektif untuk dimainkan dalam setiap laga tandang. Apalagi Pelita punya kolektifitas tim yang bagus. Disini, kami hanya akan mengandalkan serangan balik,” tegasnya.(*)

Kamis, 19 Februari 2009

BABAK 16 BESAR COPA DJI SAM SOE




Tak Mau Kebobolan !

MEDAN – Kondisi kurang menguntungkan dialami Persiba Bantul saat bersua PSMS Medan diajang Copa Dji Sam Soe Indonesia, Jum’at (20/2) sore nanti. Dua bomber andalan mereka Enzequil Gonzales dan Ferry Setiawan dipastikan absen.
Bukan tidak mungkin, barisan depan Laskar Sultan Agung –julukan Persiba- akan mandul dalam laga yang akan digelar di Stadion Teladan Medan. Tak heran jika pada leg pertama babak 16 besar ini, Manajemen Persiba mematok target realistis. “Di leg pertama ini yang bisa kami lakukan hanyalah berusaha agar tidak kemasukan,” tukas Asisten Manajer Persiba Bagus Nur Edi Wijaya saat dihubungi SINDO kemarin.
Menurutnya, seri merupakan hasil terbaik bagi Persiba dengan kondisi saat ini. Dua kartu kuning yang diterima Enzequil memaksa tim Kota Gerabah hanya bisa tampil dengan dua pemain impornya, yaitu Michael Ndubuisi (defender) dan Christiano de Olivera (gelandang).
Bukan itu saja, interval waktu yang terbilang cukup pendek untuk laga sepenting ini membuat Pelatih Persiba Nandar Iskandar tak bisa berbuat banyak. Satu hal yang ditekankan Nandar kepada Kahudi Wahyu dkk adalah maksimalkan waktu yang ada guna memulihkan kondisi.
Ya, Senin (16/2) lalu, Persiba baru saja berjuang mati-matian guna meraih poin di Stadion Sanggeng Manokwari –markas Perseman- dalam lanjutan Liga Indonesia Divisi Utama Grup Timur. Sayang, dalam laga tersebut, Persiba gagal membawa pulang poin setelah takluk 1-2 atas tuan rumah.
“Dua even yang kami ikuti sekarang ini memang cukup merepotkan. Tapi mau tidak mau, kami tetap harus menjalaninya. Ini merupakan konsekuensi ketika kami memutuskan ambil bagian dalam dua ajang sekaligus,” sebut Nandar.
Keputusan Nandar merotasi skuadnya saat bertandang ke Manokwari memang ada benarnya. Setidaknya, kini dia mendapat suntikan empat tenaga baru yang masih fresh yang sengaja disusulkan dari Bantul menuju Medan. Keempat pemain tersebut diantaranya Ugik Sugianyo, Seto Nurdiyantoro, Febi Martika Candra dan Christiano.
“Kami akan main dengan kondisi dan pemain yang ada saja. Karakter bermain yang selama ini sudah diterapkan Persiba akan tetap kami tampilkan. Jadi, meski harus tampil tanpa dua penyerang (Ferry dan Enzequil). Bukan berarti kami akan bertahan total,” tegasnya.(*)

Persiba Road to 16 Besar :


- Persiba vs PSIM 4-1 (leg pertama babak 48 besar)
- PSIM vs Persiba 0-0 (leg kedua babak 48 besar)
- Persik vs Persiba 1-0 (leg pertama babak 24 besar)
- Persiba vs Persik 3-0 (leg kedua babak 24 besar)



Anggap Ada Intervensi, Komdis Batalkan Dua Pertandingan yang Dihadiri Kapolda !

JAKARTA – Kehadiran dan campur tangan Kapolda Jateng Irjen (Pol) Alex Bambang Riatmodjo dalam laga Divisi Utama Grup Timur antara tuan rumah Persis Solo versus Gresik United (GU) (12/2) serta Liga Super antara PSIS Semarang melawan Persijap Jepara (15/2) dianggap sebagai sebuah bentuk intervensi.
Hal itu disampaikan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI dalam sidangnya di Kantor PSSI Senayan Jakarta, Rabu (18/2) kemarin. Dalam sidang itu Komdis memutuskan dua pertandingan tersebut dianggap tidak sah. Dengan alasan, intervensi tersebut membuat pertandingan berjalan tidak normal dan di bawah tekanan.
“Kami telah menggelar investigasi terhadap dua pertandingan tersebut. Kami juga telah mendengar keterangan dari maisng-masing manajemen dan kedua panpel. Dan hasilnya, dua pertandingan itu dianggap batal dan akan dijadwalkan ulang oleh BLI (Badan Liga Indonesia),” sebut Ketua Komdis PSSI Hinca Panjaitan, Rabu (18/2) kemarin.
Sekedar mengingatkan kembali bahwa mencuatnya kasus ini merupakan buntut penangkapan Nova Zaenal (Persis) dan Bernard Mamadou (GU) yang terlibat perkelahian saat kedua tim bertanding. Kapolda Jateng yang ketika itu menyaksikan laga tersebut, langsung menginstruksikan kepada jajarannya agar menciduk kedua pemain yang terlibat perseteruan.
Saat ini, kedua pemain tersebut masih ditahan di rumah tahanan Mapoltabes Surakarta. Bahkan, Berita Acara Pemeriksaan (BAP) kasus tersebut telah dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Surakarta. Keduanya dikenai pasal 351 tentang penganiayaan. "Mengenai nasib Nova dan Mamadou, bukan wilayah Komdis. Kasus ini sudah masuk dalam wilayah PSSI sebagai induk organisasi sepak bola Indonesia. Tapi kami tetap akan menyidangkan kasus ini jika keduanya sudah bisa dihadirkan,” kata Hinca.(*)

Selasa, 17 Februari 2009




Gaji Telat, Prestasi PSIS Ngadat !

SEMARANG – Hasil buruk yang menimpa PSIS Semarang dalam beberapa pertandingan terakhir baik diajang Liga Super maupun Copa Dji Sam Soe Indonesia tak lepas dari kondisi keuangan tim yang tengah gonjang.
Sampai-sampai, gaji pelatih dan punggawa Mahesa Jenar –julukan PSIS- bulan Januari belum juga terbayarkan. Padahal biasanya, setiap tanggal 10 Jules Basile Onambele dkk sudah bisa memanfaatkan uang hasil tetesan keringatnya guna memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Pantas kiranya jika konsentrasi para pemain menjadi tercepah sebagai imbas belum cairnya gaji mereka. Defender PSIS Idrus Gunawan saat dihubungi menyatakan, sepanjang musim ini, kasus keterlambatan pembayaran gaji memang baru kali pertama terjadi. “Biasanya juga lancar-lancar saja kok. Setiap tanggal 10 pasti gaji sudah cair,” terangnya.
Meski baru kali pertama, tapi Idrus berharap, masalah ini bisa segera terselesaikan. Karena jika dibiarkan berlarut-larut, dikhawatirkan akan memengaruhi perjuangan tim Kota Lumpia dalam memenuhi ambisi manajemen yang ingin musim depan PSIS tetap tampil di level Liga Super.
Apalagi kedepan, perjalanan PSIS akan semakin terjal. Mengingat, lawan-lawan yang harus mereka hadapi semakin berat. Contoh saja tuan rumah PSM Makassar yang akan menjadi lawan berat Onambele dkk diawal Maret mendatang.
“Kami sebagai pemain hanya bisa berharap sebelum berangkat ke Makassar masalah ini sudah beres. Kalau berdasar pemberitahuan dari manajemen, tanggal 25 Februari ini gaji sudah bisa cair. Semoga saja tidak molor lagi. Karena diakui atau tidak, masalah ini akan membawa dampak negatif di lapangan,” tukas Idrus.
Apa yang menimpa pemain, ternyata juga dialami Arsitek PSIS Bambang “BN” Nurdiansyah. “Kalau sampai saat ini pemain belum juga menerima gaji. Masak saya sudah gajian sendiri. Semua perangkat tim juga merasakan kondisi yang sama,” cetus pelatih yang sebelumnya menukangi Arema Malang itu.
Kendati demikian, secara tegas BN membantah jika hal itulah yang menyebabkan tim asuhannya belum sekalipun meraih hasil positif dibeberapa pertandingan terakhir. Menurutnya, hasil tersebut lebih dikarenakan masalah teknis di lapangan. Beban harus menang yang ditanggung Onambele dkk justru membuat mereka tak bisa tampil lepas dan terburu-buru.
“Jadi bukan karena mereka belum gajian. Saya berharap, pemain bisa bersikap profesional. Toh gaji bulan-bulan sebelumnya juga dibayarkan tepat waktu. Apalagi sebelum bergabung, pemain termasuk juga saya sudah diberitahu bahwa PSIS tidak punya banyak uang. Jadi kalau kejadiannya seperti ini, saya tidak kebakaran jenggot dan bisa memakluminya,” tegas BN.
Manajer Bidang Pendanaan dan Operasional PSIS Ari Wibowo hingga berita ini ditulis belum bisa memberikan komentar terkait keterlambatan pembayaran gaji pemain dan official. Pun demikian dengan Agung Setyo Nugroho selaku Manajer Teknis PSIS yang memilih tidak berkomentar soal masalah tersebut.(*)

Hasil Laga PSIS :

- PSIS-PERSITA 0-0
- PSMS-PSIS 2-2
- Sriwijaya-PSIS 2-2
- PSIS-Persijap 0-0